
BANDA Neira di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, terkenal dengan sejarah dan keindahan lautnya menjadi tuan rumah Banda Heritage festival yang dihelat pada 26-29 November 2025. Mengusung tema "Napas Budaya, Jejak Sejarah, Pesona Alam”, festival ini mengangkat kekayaan budaya, sejarah, dan potensi pariwisata Banda Neira sebagai warisan dunia.
Berada di sebuah pulau kecil, Banda Neira bisa diakses dengan kapal laut sebagai transportasi utamanya. Selain ongkosnya lebih murah dibandingkan dengan pesawat, perjalanan dengan kapal laut juga menawarkan pemandangan pulau-pulau kecil dan laut yang indah.
Banda Neira disinggahi empat kapal, terdiri dari tiga kapal penumpang dan satu kapal perintis, yakni KM Labobar berkapasitas 3.000 penumpang, KM Pangrango dan KM Sangiang yang masing-masing berkapasitas 500 penumpang, serta KM Sabuk Nusantara 106 yang mengangkut hingga 400 penumpang.
Menikmati Banda Neira
Kepala Cabang Pelni Ambon, Marthin Heryanto, wisatawan umumnya dapat menikmati Banda Neira selama tiga hingga empat hari sambil menantikan kapal kembali berlayar ke arah barat. Sebagai contoh, KM Labobar membutuhkan lima hari perjalanan dari Tanjung Priok menuju Banda Neira, kemudian melanjutkan rute hingga Fakfak sebelum kembali singgah empat hari kemudian untuk perjalanan balik ke Jakarta.
Selama berada di Banda, wisatawan bisa mengeksplorasi kota bersejarah tersebut, menyusuri jejak rempah, menikmati aktivitas laut seperti snorkeling dan diving, hingga trekking ke perkampungan dan perbukitan untuk melihat Gunung Banda yang ikonik. Untuk wisatawan dengan waktu singkat, KM Pangrango menyediakan opsi perjalanan akhir pekan, berangkat dari Ambon pada Jumat sore, tiba di Banda Sabtu pagi, dan kembali ke Ambon pada Minggu sore.
Data Pelni menunjukkan peningkatan minat kunjungan ke Banda Neira. Pada 2024, jumlah penumpang yang turun mencapai 49.529 orang, sementara hingga September 2025 sudah tercatat 42.200 penumpang. Pelni memperkirakan angka tersebut terus meningkat hingga akhir tahun, seiring momentum Natal dan Tahun Baru.
Empat Rute Kapal PELNI
Adapun rute kapal Pelni yang melayani Banda Neira meliputi:
1. KM Labobar: Jakarta – Surabaya – Makassar – Baubau – Ambon – Banda – Tual – Dobo – Fakfak – Kaimana (PP)
2. KM Pangrango: Ambon – Namrole – Ambon – Banda – Saumlaki (PP)
3. KM Sangiang: Bitung – Ternate – Bacan – Sanana – Namlea – Ambon – Banda – Geser – Fakfak (PP)
4. KM Sabuk Nusantara 106: Ambon – Banda – Geser – Gorom – Kesui – Teor – Pulau Kur – Tual (PP)
Harga Tiket dan Waktu Tempuh
Untuk mendukung kelancaran perjalanan, Pelni menyediakan berbagai jalur pemesanan tiket, mulai dari aplikasi Pelni Mobile, laman resmi perusahaan, hingga layanan perbankan dan ritel modern.
Harga tiket untuk kelas ekonomi mulai dari Rp 821.000 untuk dewasa, dan Rp 83.000 untuk anak-anak dari keberangkatan Jakarta (Tanjung Priok). Adapun pemberangkatan dari Ambon tiketnya Rp 153.500 untuk dewasa dan Rp 15.800 untuk anak-anak. Bagi pwlancong dari Bitung, harga tiketnya Rp 540.000 untuk dewasa dan Rp 55.900 untuk anak-anak.
Usia yang dikenakan untuk harga tiket anak-anak adalah 0 hingga 23 bulan. Waktu tempuh, termasuk transit, kurang-lebih memakan waktu sekitar 4 hari untuk keberangkatan dari Jakarta dan Bitung, serta 16 hingga 17 jam untuk keberangkatan dari Ambon.
ANNISA NUR ALIMAH