
Laporan Jurnalis Bengkalispos.com, Agustinus Tanggur
Bengkalispos.com, ATAMBUA-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT melalui Departemen Infrastruktur, Sarana Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Pertanian (PSP2HP) menyelenggarakan pelatihan teknis pengolahan produk hortikultura untuk Kelompok Tani Beboik, Kecamatan Atambua Selatan, Kabupaten Belu, pada hari Rabu (26/11/2025).
Juliyanto Nixson B. Mooy, S.Pt dari Departemen PSPPHP Distan KP Provinsi NTT, menyampaikan bahwa pada tahun 2025 pihaknya akan mendampingi tiga Unit Pengolahan Hasil (UPH) hortikultura yang berbasis olahan pisang dan ubi, yang berada di Kabupaten Belu, Malaka, dan Sikka.
"Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap seluruh fasilitas pengolahan hortikultura dapat berjalan dengan baik. Di Belu, kami memberikan bantuan alat pengolahan, sedangkan di Malaka dan Sikka, bantuan yang diberikan meliputi sarana prasarana seperti rumah pengolahan serta peralatan pascapanen," katanya.
Ia menambahkan, di Belu baru saja dilakukan penyerahan alat pengolahan, sedangkan sarana pendukung lainnya masih menjadi tanggung jawab pihaknya. Melalui bimbingan teknis, diharapkan seluruh fasilitas yang disediakan dan hasil olahannya nanti memiliki legalitas resmi, minimal izin edar PRT, Balai POM, serta sertifikat halal.
"Kita juga mendorong produk-produk ini masuk ke pasar lokal maupun pasar yang lebih luas. Terlebih Belu dan Malaka berbatasan langsung dengan Timor Leste, sehingga kesempatan ekspor sangat terbuka," tambahnya.
Menurutnya, pengembangan UPH akan dilakukan bersama-sama dengan berbagai sektor seperti perdagangan, perizinan, perbankan, dan instansi lainnya guna memperkuat usaha masyarakat.
Di sisi lain, perwakilan Kelompok Tani Beboik, Maria Hoar Mali, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT atas bantuan pelatihan dan peralatan.
"Kami sangat berterima kasih atas kegiatan ini. Sejak tahun 2019 kami telah berupaya, tetapi belum optimal. Dengan adanya pelatihan dan bantuan alat ini, kami dapat kembali memproduksi," katanya.
Ia berharap adanya dukungan pemerintah, khususnya mengenai proses izin dari Dinas Kesehatan dan instansi teknis lainnya, agar produk kelompok dapat dipasarkan secara lebih luas.
"Kami berharap produk kami dapat tersedia di Alfamart, Indomaret, serta perusahaan-perusahaan yang ada di Belu. Kami masyarakat biasa membutuhkan perhatian, terlebih banyak pemuda yang belum memiliki pekerjaan. Melalui kelompok ini, mereka bisa memiliki kegiatan dan penghasilan," katanya.
Kelompok Tani Beboik yang mengikuti pelatihan selama dua hari (26-27 November 2025) akan mendapatkan beberapa peralatan pengolahan, seperti mesin pemotong, mesin pengering, penggoreng dalam, wadah stainless steel, sarung tangan, masker, timbangan analog, pisau, spatula stainless steel, serta stiker label untuk mendukung produksi olahan hortikultura.(gus)
Baca berita lainnya dari Bengkalispos.com di GOOGLE.NEWS