Ramai-Ramai Perusahaan Eropa PHK Karyawannya akibat Ekonomi Lesu -->

Ramai-Ramai Perusahaan Eropa PHK Karyawannya akibat Ekonomi Lesu

27 Nov 2025, November 27, 2025

Bengkalispos.com, JAKARTA — Perlambatan ekonomi yang dialami banyak negara turut melanda Benua Biru. Banyak korporasi di negara-negara Eropa yang melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK akibat buruknya situasi ekonomi.

Dilansir dari Antara, Komisi Eropa (European Commission) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Uni Eropa hanya 1,4% pada tahun ini. Nilainya pun sama dalam hal proyeksi pertumbuhan ekonomi Uni Eropa 2026.

Adapun, European Commission memproyeksikan pertumbuhan ekonomi zona Euro 1,3% tahun ini dan melambat menjadi 1,2% pada 2026.

Terjadi penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Uni Eropa dari perkiraan yang diterbitkan pada Mei 2025. Salah satu pemicunya, hambatan perdagangan mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah, Uni Eropa juga menghadapi tarif rata-rata yang lebih tinggi untuk ekspor ke Amerika Serikat dibandingkan perkiraan awal.

Ketidakpastian kebijakan perdagangan yang berlanjut terus membebani aktivitas ekonomi, dengan tarif dan pembatasan nontarif berpotensi menghambat pertumbuhan UE lebih dari yang diperkirakan.

Melansir Reuters, Kamis (27/11/2025), terdapat beberapa perusahaan besar di Eropa yang melakukan PHK massal dan penghentian perekrutan pegawai baru akibat keadaan ekonomi saat ini, yang juga diperparah dengan tarif yang diterapkan Amerika Serikat ke berbagai negara.

Berikut beberapa perusahaan Eropa yang melakukan PHK:

Perusahaan otomotif

  • Renault (Prancis): berencana memangkas biaya (terdapat laporan akan terjadi pemangkasan 3.000 pekerjaan di bidang pelayanan pendukung hingga akhir 2025).
  • Volkswagen (Jerman): mengonfirmasi pada bulan April telah terjadi pemangkasan sekitar 7.000 karyawan di Jerman untuk penghematan biaya.
  • Daimler Truck (Jerman): mengumumkan akan memangkas hingga 7.000 pekerjaan di Jerman, Amerika Serikat, dan Meksiko.
  • Ban Continental (Jerman): memangkas 1.500 pekerjaan tambahan dan juga memangkas 10.000 pekerjaan.
  • Volvo Cars (Swedia): akan memangkas 3.000 pekerja kantoran sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan.

Bank

  • Commerzbank (Jerman): menyetujui syarat-syarat untuk memangkas sekitar 3.900 pekerjaan hingga 2028.
  • Lloyds (Britania Raya): mempertimbangkan melakukan PHK sekitar setengah dari 3.000 stafnya.
  • ABN AMRO (Belanda): berencana memangkas 5.200 pekerjaan hingga 2028.

Energi

  • OMV (Austria): perusahaan minyak dan gas ini berencana memangkas 2.000 pekerjaan (seperdua belas dari tenaga kerjanya di seluruh dunia).

Industri dan Teknik

  • SIKA (Swiss): perusahaan kimia industri dan konstruksi ini akan memangkas hingga 1.500 pekerjaan di pasar yang dianggap terus melemah, seperti China.
  • STMicroelectronics (Prancis dan Italia): memperkirakan 5.000 pekerja akan meninggalkan perusahaan di tiga tahun ke depan, termasuk pemangkasan 2.800 pekerjaan pada 2025.

Barang-Barang Konsumsi

  • Nestlé (Swiss): akan memangkas 6.000 pekerjaan atau 5,8% dari semua karyawannya.
  • Burberry (Britania Raya): rumah mode ini akan memangkas 1.700 karyawan atau sekitar seperlima tenaga kerja globalnya.
  • LVMH (Prancis): unit minuman keras Moet Hennessy akan memangkas sekitar 1.200 pekerjanya.

Lain-Lain

  • Lufthansa (Jerman): grup penerbangan ini akan memangkas 4.000 pekerjaan administratif hingga 2030.
  • Telefonica (Spanyol): perusahaan telekomunikasi ini akan memangkas 5.040 (20%) karyawannya di Spanyol.
  • Novo Nordisk (Denmark): perusahaan farmasi ini akan memangkas 9.000 pekerjaan di seluruh dunia.
  • Just Eat Takeaway (Belanda): unit Jerman dari perusahaan ini berencana memangkas 2.000 karyawannya mulai dari akhir 2025.
  • Orsted (Denmark): perusahaan energi ini akan memangkas sekitar 2.000 pekerjaan atau seperempat tenaga kerjanya hingga akhir 2027.

Demikian daftar perusahaan-perusahaan Eropa, mulai dari perusahaan energi hingga perusahaan mode, yang memangkas karyawannya dan menghentikan perekrutannya hingga akhir 2025. (Laurensius Katon Kandela)

TerPopuler