Laporan Ramadhan LQ
NEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Wajah Alex Iskandar (49), pelaku penculikan dan pembunuhan keji terhadap Alvaro Kiano Nugroho (6), akhirnya terbongkar.
Sang terduga pelaku ternyata memilih mengakhiri hidupnya dengan cara tragis: gantung diri di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan, Minggu (23/11/2025).
Aksi bunuh diri ini terjadi tak lama setelah ia ditangkap dan mengaku melakukan kejahatan tersebut pada Minggu (23/11/2025).
Dalam foto eksklusif yang diperoleh dari kepolisian, pria berperawakan agak gemuk ini terlihat duduk di sebuah ruangan yang diduga berada di Mapolsek Pesanggrahan.
Alex tampak menggunakan kaus biru muda dan jaket putih bergaris. Ciri fisiknya, bermata agak sipit dengan kebotakan di bagian depan, terlihat jelas.
Dari Distributor Teh ke Pelaku Keji
Di balik perbuatannya yang mengerikan, Alex diketahui sehari-hari bekerja sebagai distributor produk teh di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.
Jalinan kisah kelam ini berawal dari hubungannya dengan Arum, ibu dari Alvaro, yang dimulai sejak 2022. Kedekatan mereka tumbuh ketika Arum kerap mengajak Alex ke rumah orang tuanya.
Hubungan ini berlanjut ke pelaminan pada 23 Desember 2023, setelah Alex memenuhi syarat untuk menjadi mualaf.
Cemburu Membara Picu Pembunuhan Berencana
Pernikahan yang awalnya berjalan mulus ternyata tidak bertahan lama. Hubungan mereka mulai retak pada tahun 2024. Puncaknya adalah ketika Arum bekerja di Malaysia dan kerap dituduh selingkuh oleh Alex.
Dendam dan kecemburuan yang menggunung inilah yang diduga kuat menjadi motif di balik penculikan dan pembunuhan Alvaro, anak dari Arum.
"Awalnya kami tidak tahu. Setelah ada interogasi, terbongkar sudah bahwa motif intinya adalah dendam terhadap ibunya," ujar Tugimin, ayah Arum, di rumah duka, Senin (24/11/2025).
Motif ini ditegaskan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo.
"Dari komunikasi yang ada, terungkap motif dendam pribadi terhadap istrinya. Sang istri bekerja di luar negeri, dan dari hasil chat, muncul dugaan perselingkuhan yang dilakukan istrinya," jelas Ardian.
Drama keluarga yang berakhir tragis ini menyisakan duka mendalam. Sebuah kisah yang membuktikan bagaimana kecemburuan buta dapat berubah menjadi malapetaka yang merenggut nyawa seorang anak tak bersalah.